Minggu, 19 April 2015

SMAN 1 Kandat Kabupaten Kediri melahirkan Atlet berprestasi Internasional.

Kabupaten Kediri kembali melahirkan Siswi berprestasi, kali ini dalam bidang non akademik khususnya olahraga Bola Voli. Yolana Bheta Pangestika atau yang akrab disapa Tata, lahir tanggal 17 Juli 1998. Di usia yang masih sangat belia ini, Tata telah mengharumkan nama baik Kabupaten Kediri sampai dikancah Bola Voli Internasional.

Tata yang kini duduk di bangku kelas 3 SMAN 1 Kandat Kab. Kediri, mengatakan bahwa dirinya mulai suka Bola Voli sejak kelas 5 SD. “Dari kecil saya sudah dikenalkan Bola Voli oleh ayah dan ibu. Mereka mengajarkan pada saya untuk tidak mudah menyerah dan tidak mudah puas dengan pujian. Karena para pesaing Bola Voli tak hanya datang dari lawan, namun juga dari dalam diri sendiri.” Ungkap gadis bertinggi 176 cm ini.

Dalam kesehariannya sebagai murid di SMAN 1 Kandat dan seorang atlet Bola Voli, Tata berusaha untuk membagi waktu dengan baik. Namun terkadang Tata kerepotan dalam membagi waktu belajar dan latihannya. “Kalau pagi sampai siang saya sekolah. Lanjut jam 3 sore latihan Bola Voli, seminggu 5 kali. Kalau menjelang kejuaraan bisa seminggu 7 kali latihan. Alhamdulillah masih bisa ranking 10 besar di kelas. Hehehe.” Tambahnya.

Segala usaha dan jerih payah Tata, kini berbuah manis. Prestasi demi prestasi diraihnya, baik itu Tingkat Regional, Nasional (Pemain Terbaik dan Juara 1 O2SN SMP Putri tahun 2010, Juara 1 Kejurnas Yunior Putri tahun 2011 dan 2012, Juara 2 Kejurnas Yunior Putri tahun 2014, Juara 1 Livoli Nasional Divisi 1 Putri tahun 2014) dan Prestasi Internasional. “Alhamdulillah, Tahun 2012 kemarin dapat juara 2 Asean School (Pelajar se Asia Tenggara). Waktu itu kalah sama Thailand di pertandingan final.” Jelas gadis asli Kediri ini.

Berkat permainan yang semakin bagus dan dengan ditunjang banyak prestasi, kini Tata menjadi rebutan tim-tim Profesional yang berlaga di kompetisi Bola Voli tertinggi yakni Proliga. Akan tetapi Tata memilih untuk menyikapinya dengan tenang. “Sekarang saya ingin fokus untuk latihan. Masih banyak kekurangan, baik itu segi fisik maupun teknik yang harus saya asah lagi. Supaya bisa menampilkan yang terbaik dan membawa nama SMAN 1 Kandat dan Kabupaten Kediri di mata Nasional.”

Dalam kesempatan lain Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno mengatakan bahwa “saya sangat bangga dan menghargai serta Saya ucapkan Selamat kepada Tata yang telah meraih prestasi sampai di Tingkat Internasional. Selanjutnya Saya berharap kedepannya akan muncul siswa-siswi yang berprestasi di bidang olahraga seperti Tata ini, saya sarankan supaya atlet tidak cepat menyerah. Kuncinya latihan yang tekun dan mental yang tangguh. Semoga kedepannya muncul banyak atlet yang hebat dari Kabupaten Kediri.” 

Prof. Tanaka Takjub tentang Penanganan Bencana Erupsi Gunung Kelud

Indonesia dan Jepang termasuk dalam salah satu negara yang memiliki banyak gunung berapi di dunia. Hal ini dikarenakan letak Indonesia berada dalam rangkaian Ring of Fire, yang berarti kawasan ini banyak sekali gunung api yang masih aktif dan meletus. Masih segar dalam ingatan kita, erupsi Gunung Kelud pada tanggal 13 Februari 2014. Letusan yang dahsyat, dengan abu vulkanik yang mengakibatkan ditutupnya 4 bandara.
Akan tetapi dibalik erupsi Gunung Kelud, tidak menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Kediri. Hal ini yang membuat Prof. Atsushi Tanaka dan Yasuhito Ph.D takjub dan simpati pada kab kediri karena kecepatan dan kerapian penanganan bencana. Dalam kedatangannya ke Kabupaten Kediri pada Rabu (10/9) pukul 11.00 WIB, Prof. Tanaka dan rombongannya akan belajar secara detail mengenai antisipasi bencana alam khususnya Gunung Berapi. Mulai dari peningkatan aktifitas Gunung Kelud, evakuasi dan recovery.
Di kesempatan lain Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno mengucapkan terima kasih kepada Prof. Tanaka dan rombongan atas kepeduliannya. “Saya siap untuk memaparkan hal-hal yang dilakukan dalam proses evakuasi baik itu kondisi waspada, siaga, awas hingga meletus. Juga dalam hal recovery perekonomian warga dan infrastruktur. Untuk perekonomian petani, penanganan dilakukan dengan bantuan benih jagung, sayur, pupuk dan lainnya.” Ungkap beliau.
Sejatinya, Prof. Tanaka sudah pernah datang ke Kabupaten Kediri tepatnya Gunung Kelud pada tahun 2009 sampai 2011. Prof. Tanaka juga menambahkan, dirinya mewakili rekan-rekan dari penjuru dunia yang juga takjub dan heran saat terjadinya erupsi Gunung Kelud yang tidak menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Kediri. Padahal di Jepang juga memiliki banyak gunung berapi, yang salah satunya meletus pada tahun 1978. Yang dampak abu vulkaniknya setebal 15 cm, akan tetapi tetap saja memakan korban jiwa.
Saat berada di Wisma Tamu Kab. Kediri, Prof. Tanaka disuguhi aneka makanan khas Kediri. diantaranya Getuk Pisang dan Tahu. “Very Good.. Enak sekali.. Terima Kasih..” kata Tanaka sembari menikmati hidangan.

Jumat, 17 April 2015

Taman Kilisuci Pare Idola Baru Tempat Nyantai Masyarakat Kabupaten Kediri



Sinar matahari menyambut lembut menerangi bumi Kediri , angin bertiup pelan menjelajah kulit saat kaki menjejak pelataran parkir Taman Kilisuci Pare. Udara sejuk sore itu menyeruak seolah menyambut kedatangan kami.


Setelah terhenyak kagum dan menyadari riuh dan begitu ramainya ikon baru di Kota Pare Kabupaten Kediri ini, beranjak kami melangkah memasuki Taman Kilisuci. Saat memandang sekeliling, mata dimanjakan dengan warna dominan hijau rimbunnya pepohonan dan bunga.

Lokasi taman ini tepatnya di samping barat Masjid Annur, Jalan PB Sudirman, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare. Sekitar 20 Km dari Wisata Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri atau 30 menit perjalanan.

Taman ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti area parkir kendaraan, food court, jogging track, air mancur, area bermain anak dan area pijat refleksi. Selain itu yang lebih menarik bagi para remaja dan anak-anak disediakan pula fasilitas pendukung teknologi internet yaitu wi-fi gratis. Tak heran para pengunjung betah berlama-lama di tempat ini.


Seperti malam itu banyak anak muda tampak sedang mengakses internet menggunakan smartphone, tablet dan laptop. “Buat browsing pas waktu akhir pekan mas. Sama ngerjain tugas sama teman-teman habis pulang sekolah. Internetnya cepat jadi sering kesini.” Ujar Arip salah satu pengunjung asal Jombangan, Pare.

Beberapa anak muda belasan tahun lainnya sedang berlatih dance di sudut timur taman. Taman ini selain komunitas dance, sebetulnya juga merupakan wahana bagi komunitas seperti pecinta hewan Kucing Persia, komunitas Sepeda Motor, dll. Pada saat yang sama ada rombongan keluarga duduk santai menikmati air mancur di tengah taman.

Di sudut lain, terlihat kelompok remaja pelajar Kampung Inggris Pare mempraktekan pidato bahasa inggris. Tampak sesama peserta saling menyemangati dengan bertepuk tangan bila memulai atau mengakhiri pidato dan ketika terlihat gugup. “Enak suasana disini mas, nyantai, pandangan luas dan pikiran jadi tenang.” Ujar Adi siswa bimbingan Elfast Kampung Inggris asal Jakarta.

Di sudut timur berbatasan dengan Masjid An-Nur sejumlah anak kecil dibawah 10 tahun bermain ayunan, seluncuran dan jungkat-jungkit di area bermain anak. “Kalau tidak hujan seperti ini memang rame mas, baik anak, remaja dan orang tua ‘tumplek blek’ di sini.” Ungkap Nia warga Tertek yang mengaku seminggu sekali berkunjung bersama putri dan suaminya.


Tidak hanya di dominasi anak, remaja dan orang tua saja, taman ini juga menjadi favorit para lanjut usia. Hal ini karena ada fasilitas track pijat refleksi. Track ini berupa susunan batu alam yang dirancang bisa memijat telapak kaki secara refleksi. Di Kabupaten Kediri hanya di taman ini yang memiliki track pijat refleksi yang panjang dan dapat mengakomodir banyak orang sekaligus.

Kabid Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Kediri Puthut Agung Subekti Wijanarko, SE. MM. Jum’at ( 17/4/15’) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kunjungan ke taman ini, Pemerintah Kabupaten Kediri akan terus menambah fasilitas lain untuk kenyamanan dan kesejukan taman ini. Seperti Ruang Taman Hijau (RTH) yaitu lahan terbuka hijau tepatnya di sebelah selatan taman, yang saat ini sudah tertanam berbagai pepohonan yang mulai rimbun.

Pepohonan di lahan ini merupakan hasil Penghijauan yang telah dilaksanakan oleh Pemkab Kediri pada Tahun 2013, disini diharapkan nanti para pengunjung selain memanfaatkan sebagai taman bermain juga ada nilai edukasinya yaitu adanya berbagai tanaman yang ditulisi berbagai nama dan label pohon sesuai nama ilmiahnya seperti Pohon Mojo, Kenari , Trembesi dll. Tambah Puthut.

Selain itu untuk lebih menambah kerasan pengunjung dan menampung serta menata Pedagang Kaki Lima (PK5) yang selalu ada di tiap kerumunan pengunjung maka di sebelah barat taman ini akan dibangun stand PK5 yang menyajikan makanan dan minuman khas Kediri serta berbagai produk unggulan. Ujar Puthut.

Rabu, 15 April 2015

GTT Pusat Oleh-Oleh Terlengkap Khas Kabupaten Kediri




Jika berkunjung ke Kabupaten Kediri, tak lengkap rasanya bila belum mampir ke GTT (Gudange Tahu Takwa). Pusat Oleh-Oleh khas Kabupaten Kediri ini berlokasi sangat strategis, yakni di Jalan Pamenang Dusun Besuk Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem. Berada tak jauh dari Kantor Pemda Kabupaten Kediri, GTT menjadi destinasi utama para wisatawan untuk memborong oleh-oleh.

Usaha milik Gatot Siswanto ini berdiri sejak tahun 1993. GTT memiliki produk unggulan yang juga jajanan khas dari Kabupaten Kediri, yakni Tahu Takwa, Getuk Pisang dan Stik Tahu. Memasuki 22 tahun usianya, GTT telah semakin berkembang dan produk yang dihasilkanpun juga semakin beragam. Salah satu produk unggulan baru GTT adalah Tahu Bulat.


Selain itu saat ini beberapa produk unggulan UKM (Usaha Kecil Menengah) dari teman-teman juga dijajakan disini. Sehingga dengan demikian seluruh keperluan oleh-oleh khas Kabupaten Kediri yang dibutuhkan oleh pengunjuang semua ada. Tambah Gatot.

Gatot menceritakan dirinya kewalahan saat memasuki akhir pekan. “Jika di hari biasa pengunjung rata-rata 100 orang per hari, saat weekend bisa mencapai 4x lipatnya. Bahkan pada tanggal 5 April 2015 lalu, rombongan 7 Bus Pariwisata dari Lamongan berkunjung ke GTT dan memborong oleh-oleh.” Ungkapnya. 

Mengetahui bahwa GTT kini sudah menjadi destinasi pusat oleh-oleh, Gatot melengkapi GTT dengan fasilitas Musholla, Rest Area dan juga Toilet yang memadahi. Meningkatnya jumlah konsumen, berbanding lurus dengan besarnya omzet yang diperoleh GTT. “Jika di hari biasa saya bisa memperoleh omzet 5-7 juta per hari. Namun jika hari weekendpembeli akan meningkat, omzet saya bisa mencapai 25 juta per hari.” Tambahnya.

Nanik, salah seorang karyawati GTT mengaku dirinya sudah lama bekerja di GTT. “Alhamdulillah saya sudah bekerja selama 7 tahun di GTT. Banyak suka dan duka ketika saya bekerja disini. Karyawati yang lain sudah seperti saudara saya sendiri.” Terang wanita asal Toyoresmi.

Jika anda ingin membelikan oleh-oleh untuk saudara anda, atau ingin membeli jajanan khas Kabupaten Kediri, bisa datang langsung di GTT yang buka setiap hari mulai pukul 6 pagi hingga pukul 9 malam. Atau bisa melakukan pemesanan kepada Gatot Siswanto Hp. : 081 335 761 073.