Senin, 13 April 2015

Dokar Semakin Dicintai Pengunjung Simpang Lima Gumul

Pada jaman dulu Dokar adalah alat transportasi tradisional yang sering dijadikan angkutan utama masyarakat menjalankan aktivitas sehari-hari. Dalam menjalankan roda perekonomian, dokar menjadi salah satu transportasi penting yang digunakan untuk berdagang dipasar, mengangkut hasil panen dan sebagai angkutan umum masyarakat sebelum ada kendaraan bermotor seperti jaman modern sekarang ini.

Seiring berjalannya waktu dan kendaraan bermotor semakin banyak, kini dokar beralih fungsi menjadi angkutan wisata yang beroperasi sebagai pelengkap wahana bermain dan untuk memanjakan pengunjung yang ingin merasakan transportasi tradisional dan berkeliling mengitari tempat wisata. Kuda dan andongnya didandani secantik mungkin dengan tujuan untuk menarik simpatik warga agar mau menggunakan jasanya mengelilingi tempat wisata. Dokar dikendalikan oleh seorang kusir yang ahli mengendalikan kuda sesuai dengan kemauan Sang Kusir.

Di Kabupaten Kediri masih banyak kita jumpai dokar di tempat wisata seperti di kawasan Simpang Lima Gumul. Dokar-dokar disini sangat berperan memperkenalkan seluruh kawasan Wisata Monumen SLG kepada para pengunjung. Selain mengendalikan kuda, para kusir juga sering berperan sebagai “Guide” (pemandu wisata) menjawab segala pertanyaan dari pengunjung tentang Simpang Lima Gumul sambil berputar mengelilingi kawasan wisata tersebut. Tarif yang mereka patok juga tidak mahal yaitu Rp. 4.000 untuk sekali putaran.


Perlu diketahui, dokar dikawasan ini sudah masuk dalam PEDOK yang merupakan kependekan dari Persatuan Dokar di Kabupten Kediri yang telah berdiri sejak 5 tahun yang lalu. Paguyuban ini beranggotakan 8 dokar dari berbagai daerah di Kabupaten Kediri dan dari berbagai kalangan. Paguyuban ini diketuai oleh Parjan Mantan Kepala Desa yang berpengalaman pernah mengikuti pacuan kuda dari Sumbercangkring Kecamatan Gurah. Terang Parjan.

Parjan mengatakan bahwa pada hari libur nasional, libur sekolah atau tiap hari Sabtu dan Minggu dimana saat banyak pengunjung di area wisata SLG maka para penyedia jasa angkutan dokar akan ramai. Tetapi di saat hari biasa atau saat pengunjung sepi maka para kusir mencari nafkah dari obyek lain.

Seperti Naryo dari Desa Paron Selain sebagai kusir dokar, Naryo juga mencari nafkah dengan mengumpulkan barang bekas (rosok) setiap harinya. Ada lagi Karmani dari Desa Bringin Kecamatan Badas yang kesehariannya memang menjadi kusir dokar sebagai angkutan belanjaan di pasar Badas. Kemudian, Nugroho dari Desa Sidorejo Kecamatan Pare. “Kami menarik penumpang disini hanya Sabtu sore, Minggu pagi dan sore serta hari libur lainnya”. Terang Parjan


Obet salah satu pengunjung dari Tinalan Kota Kediri yang mengajak anak dan istrinya naik dokar mengatakan, “Ini sangat bagus, kita seperti diajak mengenang kembali kemasa lalu”. Bagi anak saya ini merupakan pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan, bahkan naik tiap hari libur sering mengajak ke Simpang Lima Gumul hanya untuk naik dokar.” Pecinta dokar tidak hanya dari Kediri saja, Bambang dari Nganjuk juga mengaku senang mengajak keluarganya naik dokar.“ Ini adalah kegiatan yang sangat menarik dan meyenangkan dihari libur.” Kata Bambang.

Selanjutnya Parjan berharap agar pemerintah mempertimbangkan bahwa keberadaan PEDOK dikawasan Simpang Lima Gumul ini sangat penting sebagai penunjang sarana wisata di Simpang Lima Gumul. Selain itu, dia juga berharap Dinas Pariwisata memberikan tempat khusus seperti pangkalan agar tidak berebut dengan lahan parkir lainnya jika disini ada acara. Karena di saat ada acara di SLG, kami tidak bisa mangkal di SLG karena penuh dengan lahan parkir kendaraan lainnya. Ungkap Parjan

Agar lebih menarik para pengunjung dan pengguna jasa dokar maka setiap hari andong dan kuda harus selalu dijaga kesehatan dan kebersihannya serta harus dihias semenarik mungkin. Untuk itu, kami menginginkan juga agar dokar-dokar disini lebih diperhatikan dan diseragamkan untuk warna hiasan dan diberikan seragam untuk para kusir. Sehingga dengan demikian para pengunjung area wisata Monumen Simpang Lima Gumul lebih banyak lagi. Tambah Parjan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar