Umat Hindu Kabupaten Kediri
melaksanakan Upacara Dharma Shanti yang dilaksanakan di Gedung Bhagawanta Bhari
yang berlokasi di Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri pada hari
Minggu (5/4/15'). Dharma Santi merupakan upacara umat hindu yang dilaksanakan
setelah semua rangkaian upacara Hari Raya Nyepi selesai dilaksanakan.
Kadek Astrawan Ketua Parisade
Kabupaten Kediri mengatakan bahwa melalui Dharma Shanti diharapkan para umat
sedharma dapat berkumpul dan saling mengucap maaf, membangun hubungan yang
lebih baik di masa datang dan mengingatkan pentingnya hubungan dengan sesama
umat manusia sebagai pelaksanaan konsep Tri Hita Karana.
Berbagai atraksi hiburan menghiasi
Acara Dharma Santi seperti seni musik gamelan, Tarian dan Teatrikal Harinjing
oleh anak-anak muda yang diiringi lagu gending jawa merdu dan mengasikkan.
Gerakan lemah gemulai muda-mudi meliuk-liuk diatas panggung secara apik dan
energik sangat menghibur pengunjung dan undangan. Applaus panjang dari
pengunjung selalu diberikan kepada muda-mudi pada sàat dan setelah selesai
menampilkan atraksinya.
Dalam
kesempatan itu juga dilaksanakan penyerahan hadiah Lomba Festival Ogoh-Ogoh
yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2015 di Pare oleh Panitia. Adapun
Juara Festival Ogoh-Ogoh untuk Juara 1 adalah peserta dari Kecamatan Papar,
Juara 2 Kecamatan Kayen Kidul dan Juara 3 Kecamatan Grogol. Masing-masing
peserta memperoleh piagam dan uang pembinaan sejumlah 13 peserta sedang 6
peserta dari 3 juara harapan dan 3 juara 1, 2 dan 3 memperoleh tambahan Piala.
Dharma Shanti Tahun 2015 terasa
cukup istimewa karena digelar di Gedung Bhagawanya Bhari Pemkab Kediri yang
megah dimana nama Bhagawanta Bhari sendiri merupakan tokoh dan leluhur umat
hindu di Kabupaten Kediri. Selanjutnya melalui Dharma Shanti diharapkan
tercipta hubungan yang harmonis antar sesama bhuwana alit dan dengan bhuwana
agung sehingga dapat tercipta dunia yang damai dan ajeg. Tambah Kadek
Disamping masih diliputi suasana
keprihatinan bangsa yang masih bergulat dengan berbagai permasalahannya seperti
bencana, kemiskinan, kebodohan, lingkungan hidup dan perekonomian. Krisis
keuangan dunia yang berimbas ke Indonesia mengharuskan kita untuk melakukan
kegiatan penghematan dan efisiensi serta berusaha meningkatkan kinerja dalam
suasana yang kondusif. Ungkap Kadek.
Atas latar belakang itulah, kami
sebagai umat Hindu se-Kabupaten Kediri memutuskan untuk melaksanakan Dharma
Shanti bersama dengan berupaya melepaskan egoisme sempit masing-masing dan
mengedepankan kebersamaan. Dengan Dharma Santi Hari Raya Nyepi 1937 Caka kita
laksanakan ajaran Tri Hita Karana (Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan) untuk
kedamaian bersama sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif. Demikian tema
pokok yang kami angkat pada pelaksanaan Dharma Shanti ini. Kami berusaha
memberikan kedamaian dalam keberagaman pemeluk agama di Kabupaten Kediri ini
sehingga terwujud suasana kondusif dan peningkatan kinerja. Tambah Kadek
Kadek
menjelaskan bahwa selain perbedaan teritori, masing-masing komunitas Hindu juga
membawa adat dan budaya masing-masing yang berbeda dengan apa yang kita lihat
pada umumnya pada masyarakat Bali. Akan tetapi, seperti yang disebutkan pada
kitab Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa, semuanya
mempunyai inti yang sama yaitu berdasarkan pada Dharma sebagai kebenaran yang
sejati. Kata Kadek
Melalui pelaksanaan Dharma Shanti
ini kami berharap para umat sedharma Kabupaten Kediri masih dapat untuk melaksanakan
Simakrama (silaturahmi) tetapi dilandasi dengan kesederhanaan dan jauh dari
kemewahan dan pemborosan. Kami juga berharap untuk menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya pengembangan dan pemberdayaan umat bagi kemajuan di bidang agama dan
kerukunan diantara umat dan antar umat beragama di Kabupaten Kediri. Ungkap
Kadek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar