Selasa, 07 April 2015

Pelaksanaan Tri Hita Karana Dalam Dharma Santi Hari Raya Nyepi 1937 Caka


Umat Hindu Kabupaten Kediri melaksanakan Upacara Dharma Shanti yang dilaksanakan di Gedung Bhagawanta Bhari yang berlokasi di Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri pada hari Minggu (5/4/15'). Dharma Santi merupakan upacara umat hindu yang dilaksanakan setelah semua rangkaian upacara Hari Raya Nyepi selesai dilaksanakan.

Kadek Astrawan Ketua Parisade Kabupaten Kediri mengatakan bahwa melalui Dharma Shanti diharapkan para umat sedharma dapat berkumpul dan saling mengucap maaf, membangun hubungan yang lebih baik di masa datang dan mengingatkan pentingnya hubungan dengan sesama umat manusia sebagai pelaksanaan konsep Tri Hita Karana.


Berbagai atraksi hiburan menghiasi Acara Dharma Santi seperti seni musik gamelan, Tarian dan Teatrikal Harinjing oleh anak-anak muda yang diiringi lagu gending jawa merdu dan mengasikkan. Gerakan lemah gemulai muda-mudi meliuk-liuk diatas panggung secara apik dan energik sangat menghibur pengunjung dan undangan. Applaus panjang dari pengunjung selalu diberikan kepada muda-mudi pada sàat dan setelah selesai menampilkan atraksinya.

Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan penyerahan hadiah Lomba Festival Ogoh-Ogoh yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2015 di Pare oleh Panitia. Adapun Juara Festival Ogoh-Ogoh untuk Juara 1 adalah peserta dari Kecamatan Papar, Juara 2 Kecamatan Kayen Kidul dan Juara 3 Kecamatan Grogol. Masing-masing peserta memperoleh piagam dan uang pembinaan sejumlah 13 peserta sedang 6 peserta dari 3 juara harapan dan 3 juara 1, 2 dan 3 memperoleh tambahan Piala.

Dharma Shanti Tahun 2015 terasa cukup istimewa karena digelar di Gedung Bhagawanya Bhari Pemkab Kediri yang megah dimana nama Bhagawanta Bhari sendiri merupakan tokoh dan leluhur umat hindu di Kabupaten Kediri. Selanjutnya melalui Dharma Shanti diharapkan tercipta hubungan yang harmonis antar sesama bhuwana alit dan dengan bhuwana agung sehingga dapat tercipta dunia yang damai dan ajeg. Tambah Kadek

Disamping masih diliputi suasana keprihatinan bangsa yang masih bergulat dengan berbagai permasalahannya seperti bencana, kemiskinan, kebodohan, lingkungan hidup dan perekonomian. Krisis keuangan dunia yang berimbas ke Indonesia mengharuskan kita untuk melakukan kegiatan penghematan dan efisiensi serta berusaha meningkatkan kinerja dalam suasana yang kondusif. Ungkap Kadek.

Atas latar belakang itulah, kami sebagai umat Hindu se-Kabupaten Kediri memutuskan untuk melaksanakan Dharma Shanti bersama dengan berupaya melepaskan egoisme sempit masing-masing dan mengedepankan kebersamaan. Dengan Dharma Santi Hari Raya Nyepi 1937 Caka kita laksanakan ajaran Tri Hita Karana (Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan) untuk kedamaian bersama sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif. Demikian tema pokok yang kami angkat pada pelaksanaan Dharma Shanti ini. Kami berusaha memberikan kedamaian dalam keberagaman pemeluk agama di Kabupaten Kediri ini sehingga terwujud suasana kondusif dan peningkatan kinerja. Tambah Kadek

Kadek menjelaskan bahwa selain perbedaan teritori, masing-masing komunitas Hindu juga membawa adat dan budaya masing-masing yang berbeda dengan apa yang kita lihat pada umumnya pada masyarakat Bali. Akan tetapi, seperti yang disebutkan pada kitab Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa, semuanya mempunyai inti yang sama yaitu berdasarkan pada Dharma sebagai kebenaran yang sejati. Kata Kadek


Melalui pelaksanaan Dharma Shanti ini kami berharap para umat sedharma Kabupaten Kediri masih dapat untuk melaksanakan Simakrama (silaturahmi) tetapi dilandasi dengan kesederhanaan dan jauh dari kemewahan dan pemborosan. Kami juga berharap untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengembangan dan pemberdayaan umat bagi kemajuan di bidang agama dan kerukunan diantara umat dan antar umat beragama di Kabupaten Kediri. Ungkap Kadek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar